Mat. dan Ilmu
Alamih Dasar
(Minggu ke1&2)
(Minggu ke1&2)
A.
Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
lmu
alamiah dasar atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science)
merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang gejala-gejala dalam alam
semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD
hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja dan
ilmu yang hanya berbicara tentang bagaimna metode-metode ilmu kealaman dalam
menjelaskan gejala-gejala alam lebih secara filosofi.
B.
Perkembanga Alam Pikiran Manusia
Bagaimana alam
pikiran manusia berkembang?
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sesuatu
yang disebut dengan akal. Akal manusia ini berada di alam pikiran manusia. Alam
pikiran manusia dibagi menjadi dua macam, ada yang secara sadar dan ada yang
tidak sadar. Alam pikiran sadar adalah dimana kita melakukan sesuatu dengan
cara disadari seperti menari, bernyanyi, berbicara dan lain-lain. Sedangkan
alam pikiran tidak sadar adalah sesuatu hal yang tanpa kita sadari atau diluar
kehendak kita. Contoh tindakan yang dikendalikan oleh alam pikiran
ketidaksadaran kita adalah apabila kita dicubit oleh orang lain maka kita akan
reflek berteriak. Refleks itulah yang dikendalikan oleh otak tanpa kita sadari.
Manusia memiliki insting seperti hewan dan tumbuhan, namun memiliki kelebihan
yang disebut dengan kemampuan berfikir yang menyebabkan rasa keingintahuannya
terus menerus berkembang.
Alam pikiran manusia dapat berkembang dengan
seiring berjalannya waktu. Banyak faktor yang menyebabkan pikiran manusia itu
berkembang. Faktor yang paling menonjol adalah rasa keingintahuan seseorang.
Mengapa faktor utamanya adalah rasa keingintahuan? Karena apabila manusia ingin
mengetahui sesuatu, mereka akan berusaha mencari hal-hal yang berkaitan dengan
apa yang ingin mereka ketahui. Dari rasa ingin tahu ini, dapat menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan dari dirinya. Maka ini akan membuat seseorang berfikir
untuk lebih keras lagi. Untuk mendapatkan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu
tersebut, ia akan mencari cara untuk mendapatkan informasinya dengan berbagai
cara. Bisa dari media-media cetak dan elektronik, dari pengalaman orang di
sekitar, atau dari hasil pemikiran sendiri. Setelah didapatkan semua unsur yang
berkaitan tersebut, maka dia akan menarik kesimpulan akan apa yang dia dapat.
Sehingga dia mendapatkan suatu pengetahuan yang baru. Pengetahuan yang baru
didapatkan ini karena alam pikiran yang sudah berkembang dengan sendirinya.
Dengan adanya perkembangan pengetahuan ini lebih
dipermudah dengan adanya kemampuan untuk melakukan tukar menukar informasi
tentang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Perkembangan pengetahuan pada manusia ini didukung juga dengan rasa
ketidakpuasan manusia akan suatu hal dan sifat manusia yang ingin selalu
menjadi lebih baik lagi. Sehingga mereka berusaha untuk memperoleh pengetahuan
lebih banyak lagi. Dengan adanya
perkembangan pengetahuan tersebut rasa keindahan manusia juga ikut
berkembang. Oleh karena itu pada kehidupannya, pengetahuan tidak hanya sebatas
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan tetapi juga menyangkut dengan hal-hal yang
berkaitan dengan keindahan.
C. Mitos Penalaran dan
Cara Memperoleh Pengetahuan
v Mitos
Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat
yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang
alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih
luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mereka
disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius
atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Secara sederhana,
definisi mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap
benar karena telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu
mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi
yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat
terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku
masyarakat.
Beberapa
contoh mitos,sebagai berikut :
1.
Pamali duduk di depan pintu.Maksudnya agar kita
tidak mengganggu orang akan melewati pintu tersebut.
2.
Tertipa cicak berarti sial.Siapa yang tidak
merasa sial jika sedang enak duduk tiba-tiba tertimpa cicak.
3.
Bersiul di malam hari berarti mengundang
setan.Maksudnya supaya kita tidak menggagu orang yang sedang tidur ataupun
istirahat.
v
Legenda
Legenda
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yag empunya cerita sebagai suatu
yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Legenda seringkali dipandang sebagai
sejarah kolektif (folkstory).
Walaupun
demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika
legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka
legenda harus bersih dari unsur-unsur yang mengandung sifat-sifat folklor.
v
Cerita Rakyat
Cerita
rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa
Indonesia. Pada umumnya,cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di
suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.
Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan
terutama yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang
banyak cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat
indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.
Contoh :
Lutung Kasarung,Malin Kundang,dll.
v
Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) cara memperoleh
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua :
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperolah kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi yaitu : proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Deduksi yaitu : pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum kepada khusus.
2.Cara modern
Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu dengan mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperolah kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi yaitu : proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Deduksi yaitu : pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum kepada khusus.
2.Cara modern
Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu dengan mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
D.
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang
terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan;
eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan
penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan
budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
E.
Metode Non-ilmiah
Pendekatan
metode non-ilmiah adalah Perumusan masalah yang kabur atau abstrak. Masalah
tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis. Jawaban
tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan. Keputusan tidak
didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis.Kesimpulan
tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain.
F. Langkah langkah operasional metode ilmiah
1. Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
2. Penyusunan hipotesis: hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada.
1. Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
2. Penyusunan hipotesis: hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada.
3. Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
4. Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan
F.
Keunggulan dan Keterbatasan Metode Ilmiah
Keunggulan metode ilmiah :
·
mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan
hidup bahagia
· kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari
secara terus menerus
· dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan
mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi
proses yang teratur di alam
· dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa
ingin tahu yang lebih banyak
· dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah
berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
· dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya
tanpa bukti
· dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap
optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah
Keterbatasan metode ilmiah :
· metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum
ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap
benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan
·
metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan
tentang baik buruk sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni
dan estetika
Sumber
http://yoanprisca.wordpress.com/2012/03/13/metode-ilmiah/Nama : Ria Indah Ristianti
NPM : 17513549
Kelas : 1PA10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar