Selasa, 20 Oktober 2015

Kekuasaan



PSIKOLOGI MANAJEMEN
KEKUASAAN





KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
Prita Saraswati                  (16513935)
Rani Septiyan Utami        (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas. Kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
Kekuasaan dapat dilihat dari kemampuannya dalam memberikan pengaruh pada pihak lain, sedangkan besarnya pengaruh dapat dilihat dari perubahan psikologis/ sikap pada orang lain. Frech dan Raven berpendapat bahwa sumber kekuasaan berasal dari : Reward power, coercive power, legitimate power, expert power, referent power dimana akan dibahas dalam bahasan dibawah ini.
1.2  Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi kekuasaan
2. Menjelaskan sumber kekuasaan menurut Frech dan Raven.

1.3  Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian dari kekuasaan serta memahami sumber-sumber kekuasaan menurut Frech dan Raven.


  
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kekuasaan
           
Menurut Ramlan Surbakti, kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi.
Abdul Muiz, mengungkapkan bahwa Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas.
Menurut Max Weber, kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Kekuasaan menurut Miriam Budiardjoadalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
2.2 Sumber Kekuasaan Menurut Frech dan Raven

Kekuasaan dapat dilihat dari kemampuannya dalam memberikan pengaruh pada pihak lain, sedangkan besarnya pengaruh dapat dilihat dari perubahan psikologis/ sikap pada orang lain. Berikut adalah sumber-sumber kekuasaan menurut Frech dan Raven:
1.      Reward power (kekuasaan balas jasa/member imbalan)
Bersumber pada persepsi bahwa atasan dapat memberkan imbalan seperti yang diharapkan. Dasarnya adalah persepsi seseorang memiliki kemampuan untuk memberi hadiah pada pihak lain.
2.      Coercive power (kekusaan member hukuman/ sanksi)
Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai kekuasaan untuk memneri tekanan atau hukuman. Dasarnya adalah persepsi bahwa hukuman berupa fisik atau psikis pada pihak lain agar menuruti kehendaknya.
3.      Legitimate power (kekuasaan legitimasi)
Bersumber pada persepsi bahwa atasan memiliki hak untuk menetapkan segala sesuatu baginya. Didasarkan pada hak-hak formal yang diterima sejalan dengan posisi, preran dan kewenangan dengan dan organisasi.
4.      Expert power (kekuasaan karna keahlian pada bidang tertentu)
Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai sejumlah pengetahuan atau keahlian khusus yang diperlukan. Dimiliki oleh orang tertentu dan sangat berarti bagi orang lain, dengan keahliannya ia dapat menyuruh orang lain untuk menuruti kehendaknya karena orang lain merasa sangat tergantung padanya.
5.      Referent power (kekuasaan panutan, berhubungan dengan rasa kagum dan suka terhadap oknum tersebut)
Bersumber pada ketertarikan atau identifikasi bawahan terhadap atasannya. Kemampuan ini berkembang dari kekaguman satu pihak Berta keinginan dari pihak pengagum untuk menjadi seperti yang dikagumi.


  



Daftar Pustaka
Surbakti, R. (1986). Ilmu politik, Jakarta: PT. Gramedia.
Djastuti, A., &Yudayanti, I. (2005). Analisis pengaruh factor-faktor leader power terhadap kepuasaan kerja. Jurnal Studi Manajemen&Organisasi. Vol. 2 No. 1.


Selasa, 13 Oktober 2015

Mempengaruhi Perilaku


PSIKOLOGI MANAJEMEN
MEMPENGARUHI PERILAKU





KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
Prita Saraswati                  (16513935)
Rani Septiyan Utami        (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mempengaruhi perilaku adalah cara yang bisa membuat orang lain cenderung menyetujui dan menganggap pendapat anda benar. Untuk dapat mempengaruhi perilaku orang lain diperlukan adanya usaha untuk menarik perhatian orang lain ataupun menjalin komunikasi dengan baik agar terjalin adanya kepercayaan, agar anda dapat mengetahui apa yang disukai dan dibutuhkan orang lain sehingga anda dapat mengubah perilaku mereka dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar dan mereka lihat.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan tentang definisi pengaruh dari para ahli
2.      Membahas kunci-kunci perubahan perilaku
3.      Menjelaskan berbagai model cara mempengaruhi perilaku
4.      Menjelaskan tentang apa itu wewenang
1.3  Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara mempengaruhi perilaru serta mengetahui kunci perubahan perilaku agar dapat mengaplikasikan cara mempengaruhi perilaku dengan berbagai model dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengaruh

Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri cosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel di bandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.
Menurut Bertram Juhannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan yang tidak dapat di ukur kepastiaannya.
Menurut Albert R. Robert & Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan yang di peroleh oleh orang saat tidak memiliki kewenanggan untuk mengambil keputusan.

2.2 Kunci – kunci Perubahan Perilaku

Perilaku adalah personality itu sendiri, dan bentuk personality adalah perilaku. Perilaku dibentuk dari keterkaitan antara daya intelektual dan perbuatan. Artinya, bagaimana dia berpikir begitulah dia berbuat, dan sebaliknya. Daya intelektual adalah potensi alamiah manusia yang telah diberikan oleh Tuhan dengan maksud agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi, sekaligus menjauhkan dirinya dari berperilaku seperti binatang. Daya intelektual ini bisa disebut dengan ‘idealisme’.
Potensi harus digunakan sebaik mungkin. Rasa ingin tahu, banyak memiliki informasi atau mengaitkan informasi dengan fakta yang ada merupakan bagian dari potensi daya intelektual. Jadi, yang harus dilakukan oleh manusia adalah banyak melakukan pembelajaran, kajian ataupun diskusi sehingga memiliki cara pandang tertentu. Dalam hal ini P2KP memiliki metode jitu yang disebut dengan Diskusi Kelompok Terarah (DKT), yakni sebuah pembelajaran dan pendalaman topik guna menghimpun potensi menuju perubahan yang diinginkan.
Sementara itu, perbuatan adalah aktualisasi kecendrungan manusia terhadap apa yang dipikirkan. Perbuatan yang lahir tidak atas idealisme seseorang bukan merupakan cerminan perbuatan yang dimaksud. Sekali lagi, hal yang kita inginkan adalah perilaku yang tunggal, bukan ganda. Artinya, perbuatan terbentuk dari idealisme yang satu. Jika perbuatan terbentuk dari idealisme lain-lain berarti personality individu tersebut ‘gado-gado’ atau tidak jelas, bahkan lahir sosok skeptisisme (munafik). Daya intelektual disatukan dengan perbuatan akan melahirkan idealisme sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.

- Courage: diperlukan keberanian,kebulatan,tekad dan keteguhan hati
- High confidence : kekuatan penggerak hidup anda
- Attitude: mental yang positif
- New action: tindakan yang benar-benar konsisten
- Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
- Excellence :menjadi yang terbaik

2.3 Model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain

Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.   Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.   Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3.   Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.

Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1.   Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2.   Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3.   Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4.   Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunak’an pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”. 
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.

Wewenang

Wewenang adalah kekuasaan untuk memebuat keputusan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan. Wewenang merupakan dasar hukum untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Wewenang jua dapat diartikah hak atau otoritas untuk bertindak melakukan suatu kegiatan tertentu ke arah pencapaian tujuan.

Perananan wewenang dalam menejemen.
      
       Wewenang dalam menejemen berperan untuk bisa mengarahkan seseorang supaya bisa bekerja di bidang yang dikuasi olehnya.
Contohnya : Owner, menggumpulkan para pegawainya untuk mengerjakan/menyelesaikan proyek kerajinan tangan. Sang owner mempunyai wewenang supaya proyeknya berjalan sesuai dengan rencananya, maka ia mengelompokan para pegawainya menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan yang di miliki pegawainya.Hall ini dilakukan agar menajemen waktu dan menajemen pekerjaannya bisa berjalan dengan seimbang. Hasil yang diikinkan terujud dan selesai dengan tepat waktu.



Daftar Pustaka
Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan).                  Balai Pustaka, Jakarta.
Pardamean, Maruli. (2008). Panduan lengkap pengelolaan kebun dan pabrik kelapa sawit.            Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka.

Putong, Iskandar. (2015). Kepemimpinan teoritis dan praktis. Jakarta: GagasMedia.

Selasa, 06 Oktober 2015

Komunikasi dan Dimensi Komunikasi



PSIKOLOGI MANAJEMEN
KOMUNIKASI DAN DIMENSI KOMUNIKASI






KELOMPOK KENANGA :
3PA02


Mita Sahara                       (15513516)
PritaSaraswati                   (16513935)
Tia Oktaviani                    (18513881)
Rani SeptiyanUtami         (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang

Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan cara berkomunikasi. Komunikasi dapat dilakukan melalui bahasa tubuh, lisan, tulisan maupun dengan menggunakan simbol. Dan komunikasi merupakan cara seseorang untuk menyampaikan sesuatu pesan untuk orang lain. Tanpa adanya komunikasi semua kegiatan manusia pasti akan terhambat.

1.2  RumusanMasalah

A. Menjelaskan tentang pengertian komunikasi beserta munurut tohoh ahli komunikasi
B. Membahas dimensi-dimensi dalam komunikasi

1.3  Tujuan

Agar mahasiswa memahami pengertian komunikasi serta mengetahui 4 macam dimensi komunikasi, meliputi dimensi isi, dimensi kebisingan, dimensi jaringan, dan dimensi arah.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Komuikasi

Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi demikian :“A process by which a source transmits a message to a reciever through some channel.” (komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.)

Hoveland (1948:371)mendefinisikan komunikasi demikian :“The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other individu”. (komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.)

Gode (1969:5) member pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some.” (komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.)

Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.

Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

Bernard Berelsondan Gary A. Steiner (1964:527) mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: “Communication : the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. By the uses of symbol...” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.)

Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

Menurut (Mulyana, 2001:41), kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti “sama” atau communicare yang berarti “membuat sama”.

Harold Lasswell (Pakar Ilmu Komunikasi) menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunkasi adalah dengan cara menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom What Effect” (Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu).

2.2 DimensiKomunikasi

1. Dimensi Isi

Dimensi isi menunjukan isi dari komunikasi. Dimensi isisecara verbal, symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam kategosi pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Sedangkan bahasa verbal adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.

2. Dimensi Kebisingan

Bunyi-bunyian yang tidak di kehendaki atau dapat di artikan pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah. Kebisingan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya gangguan kesehatan bagi para pekerja maupun masyarakat di sekitar tempat bekerja dan sering kali menimbulkan protes dan kemarahan warga yang bertempat tinggal di dekat sumber kebisingan. Sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor, kawasan industry atau pabrik, pesawat terbang, kereta api, tempat umum dan niaga.
Suara atau bunyi-bunyian dapat di ukur dengan suatu alat yang di sebut “sound level meter” yaitu berupa intensitas atau kekerasan suara di hitung dengan satuan decibel dan frekuensi atau gelombang suara di hitung dengan satuan Hertz, telinga manusia hanya mampu menangkap frekuensi suara berkisar antara 20-20.000 Hertz dan aman pada intensitas suara sekitar 80 desibel, paparan suara atau bunyi-bunyian melampaui kemampuan di atas dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara atau permanen.
Efek kebisingan terhadap kesehatan di laporkan meningkatkan sensitivitas tubuh berupa peningkatan system kardio vaskuler seperti kenaikan tekanan darah dan denyut jantung. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan reaksi psikologis berupa menurunnya konsentrasi dan kelelahan. Kebisingan merupakan suatu penghambat jalannya komunikasi yang baik.

Jenis kebisingan

Secara umum jenis kebisingan di kelompokkan berdasarkan kontinuitas, intensitas dan spectrum frekuensi suara antara lain:
  1. Study state – narrow band noise : Kebisingan yang terus menerusd engan spectrum yang sempit seperti suara mesin, kipasangin.
  2. Non study state – narrow bund noise : Kebisingan yang tidak terus menerus dengan sprektrum suara yang sempit seperti mesin gergaji, katup uap.
  3. Kebisingan intermiten : Kebisingan yang terjadi sewaktu-waktu dan terputus seperti suara pesawat terbang, kereta api.
  4. Kebisingan impulsive : kebisingan impulsive yang berintensitas tinggi seperti ledakan bom dapat menyebebkan kerusakan pada alat pendengar. Kerusakan dapat terjadi pada gendang telinga atau tulang-tulang halus di telinga tengah.

Getaran-getaran yang menyebabkan kerusakan ini dapat melalui udara, maupun melalui tulang.Pencegahan di lakukan dengan selalu menghindarkan diri dari sumber-sumber terjadinya bising impulsif.

3. Dimensi Jaringan

Dimensi jaringan menunjukan cara mengisyaratkan bagaimana proses komunikasi dan pesan disampaikan. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam satu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Orang yang terampil membaca pesan nonverbal orang lain disebut intuitif sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut ekspresif.

4. Dimensi Arah

1.      Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi dimana pencapaian idea-idea, pendapat, dan informasi hanya dilakukan satu pihak, sedangkan pihak lain pasif tidak memberikan reaksi atau respon sama sekali.
2.      Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah berarti kedua belah pihak aktif menyampaikan idea-idea, pendapat, serta bahan informasi, dsb. Komunikasi dua arah tersebut akan berlangsung selama tidak ada yang pasif atau tertutup tidak bersedia berkomunikasi lagi.





DaftarPustaka

- Wiryanto. (2006). Pengantarilmukomunikasi. Jakarta: Grasindo
- Ristica, DwiendaOcta., Megasari, Kiki., Husanah, Een., Megasari, Miratu. (2015). Cara mudah menjadi bidan yang komunikatif. Yogyakarta: Deepublish.
-Qolbi Ade Ifroh. (2013). Hubungan komunikasi interpersonal dengan iklim organisasi. Ejournalilmu       komunikasi, 1(1), 22-38.
-Mulyana, Deddy.(2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Setyobroto, Sudibyo. (2004). Psikologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

-Chandra, Budiman. (2009). Ilmu Kedokteran dan Komunitas.Yogya: Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Hiperkes).


Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...