PSIKOLOGI MANAJEMEN
MEMPENGARUHI PERILAKU
KELOMPOK
KENANGA :
3PA02
Mita Sahara (15513516)
Prita Saraswati (16513935)
Rani Septiyan Utami (17513288)
Ria Indah Ristianti (17513549)
Tia Oktaviani (18513881)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mempengaruhi perilaku
adalah cara yang bisa membuat orang lain cenderung menyetujui dan menganggap
pendapat anda benar. Untuk dapat mempengaruhi perilaku orang lain diperlukan
adanya usaha untuk menarik perhatian orang lain ataupun menjalin komunikasi dengan
baik agar terjalin adanya kepercayaan, agar anda dapat mengetahui apa yang
disukai dan dibutuhkan orang lain sehingga anda dapat mengubah perilaku mereka
dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar dan mereka lihat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan tentang definisi pengaruh
dari para ahli
2.
Membahas kunci-kunci perubahan perilaku
3.
Menjelaskan berbagai model cara
mempengaruhi perilaku
4.
Menjelaskan tentang apa itu wewenang
1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat
mengetahui dan memahami bagaimana cara mempengaruhi perilaru serta mengetahui
kunci perubahan perilaku agar dapat mengaplikasikan cara mempengaruhi perilaku
dengan berbagai model dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengaruh
Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh
formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri cosmopolitan,
inovatif, kompeten, dan aksesibel di bandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.
Menurut Bertram Juhannes Otto Schrieke,
pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan yang tidak dapat di ukur kepastiaannya.
Menurut Albert R. Robert & Gilbert,
pengaruh adalah wajah kekuasaan yang di peroleh oleh orang saat tidak memiliki
kewenanggan untuk mengambil keputusan.
2.2 Kunci
– kunci Perubahan Perilaku
Perilaku
adalah personality itu sendiri, dan bentuk personality adalah
perilaku. Perilaku dibentuk dari keterkaitan antara daya intelektual dan
perbuatan. Artinya, bagaimana dia berpikir begitulah dia berbuat, dan
sebaliknya. Daya intelektual adalah potensi alamiah manusia yang telah
diberikan oleh Tuhan dengan maksud agar manusia dapat menjadi khalifah di muka
bumi, sekaligus menjauhkan dirinya dari berperilaku seperti binatang. Daya
intelektual ini bisa disebut dengan ‘idealisme’.
Potensi
harus digunakan sebaik mungkin. Rasa ingin tahu, banyak memiliki informasi atau
mengaitkan informasi dengan fakta yang ada merupakan bagian dari potensi daya
intelektual. Jadi, yang harus dilakukan oleh manusia adalah banyak melakukan
pembelajaran, kajian ataupun diskusi sehingga memiliki cara pandang tertentu.
Dalam hal ini P2KP memiliki metode jitu yang disebut dengan Diskusi Kelompok
Terarah (DKT), yakni sebuah pembelajaran dan pendalaman topik guna menghimpun
potensi menuju perubahan yang diinginkan.
Sementara
itu, perbuatan adalah aktualisasi kecendrungan manusia terhadap apa yang
dipikirkan. Perbuatan yang lahir tidak atas idealisme seseorang bukan merupakan
cerminan perbuatan yang dimaksud. Sekali lagi, hal yang kita inginkan adalah
perilaku yang tunggal, bukan ganda. Artinya, perbuatan terbentuk dari idealisme
yang satu. Jika perbuatan terbentuk dari idealisme lain-lain berarti personality
individu tersebut ‘gado-gado’ atau tidak jelas, bahkan lahir sosok skeptisisme
(munafik). Daya intelektual disatukan dengan perbuatan akan melahirkan
idealisme sejati.
Perilaku
yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui
berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan
tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan
berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi
sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
- Courage: diperlukan keberanian,kebulatan,tekad dan
keteguhan hati
- High confidence : kekuatan penggerak hidup anda
- Attitude: mental yang positif
- New action: tindakan yang benar-benar konsisten
- Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
- Excellence :menjadi yang terbaik
- High confidence : kekuatan penggerak hidup anda
- Attitude: mental yang positif
- New action: tindakan yang benar-benar konsisten
- Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
- Excellence :menjadi yang terbaik
2.3
Model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain
Cara
mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh
Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang
mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1. Logical
argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi
data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/
emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi
positif maupun negatif.
3. Argument
based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh
komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar
dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi
ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah
dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang
dalam bidangnya.
Menurut
Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih
efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa
pendekatan itu antaranya;
1.
Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi
sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2.
Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan
bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang
diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam
berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi
masyarakat untuk mencegah DBD.
3. Pendekatan
berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi
yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau
menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4.
Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunak’an pilihan kata yang
mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat
efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada
loe nggak rame…”.
Namun keempat
pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari
komunikator.
Wewenang
Wewenang
adalah kekuasaan untuk memebuat keputusan, merumuskan dan melaksanakan
kebijakan. Wewenang merupakan dasar hukum untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik.
Wewenang jua dapat diartikah hak atau otoritas untuk bertindak melakukan suatu
kegiatan tertentu ke arah pencapaian tujuan.
Perananan wewenang dalam menejemen.
Wewenang dalam menejemen berperan untuk bisa mengarahkan seseorang
supaya bisa bekerja di bidang yang dikuasi olehnya.
Contohnya : Owner, menggumpulkan para pegawainya untuk
mengerjakan/menyelesaikan proyek kerajinan tangan. Sang owner mempunyai
wewenang supaya proyeknya berjalan sesuai dengan rencananya, maka ia
mengelompokan para pegawainya menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan
yang di miliki pegawainya.Hall ini dilakukan agar menajemen waktu dan menajemen
pekerjaannya bisa berjalan dengan seimbang. Hasil yang diikinkan terujud dan
selesai dengan tepat waktu.
Daftar
Pustaka
Sarwono,
S. W. (2005). Psikologi Sosial (Psikologi
Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai
Pustaka, Jakarta.
Pardamean,
Maruli. (2008). Panduan lengkap
pengelolaan kebun dan pabrik kelapa sawit. Jakarta
Selatan: PT Agro Media Pustaka.
Putong,
Iskandar. (2015). Kepemimpinan teoritis
dan praktis. Jakarta: GagasMedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar