Selasa, 13 Oktober 2015

Mempengaruhi Perilaku


PSIKOLOGI MANAJEMEN
MEMPENGARUHI PERILAKU





KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
Prita Saraswati                  (16513935)
Rani Septiyan Utami        (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mempengaruhi perilaku adalah cara yang bisa membuat orang lain cenderung menyetujui dan menganggap pendapat anda benar. Untuk dapat mempengaruhi perilaku orang lain diperlukan adanya usaha untuk menarik perhatian orang lain ataupun menjalin komunikasi dengan baik agar terjalin adanya kepercayaan, agar anda dapat mengetahui apa yang disukai dan dibutuhkan orang lain sehingga anda dapat mengubah perilaku mereka dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar dan mereka lihat.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan tentang definisi pengaruh dari para ahli
2.      Membahas kunci-kunci perubahan perilaku
3.      Menjelaskan berbagai model cara mempengaruhi perilaku
4.      Menjelaskan tentang apa itu wewenang
1.3  Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara mempengaruhi perilaru serta mengetahui kunci perubahan perilaku agar dapat mengaplikasikan cara mempengaruhi perilaku dengan berbagai model dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengaruh

Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri cosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel di bandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.
Menurut Bertram Juhannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan yang tidak dapat di ukur kepastiaannya.
Menurut Albert R. Robert & Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan yang di peroleh oleh orang saat tidak memiliki kewenanggan untuk mengambil keputusan.

2.2 Kunci – kunci Perubahan Perilaku

Perilaku adalah personality itu sendiri, dan bentuk personality adalah perilaku. Perilaku dibentuk dari keterkaitan antara daya intelektual dan perbuatan. Artinya, bagaimana dia berpikir begitulah dia berbuat, dan sebaliknya. Daya intelektual adalah potensi alamiah manusia yang telah diberikan oleh Tuhan dengan maksud agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi, sekaligus menjauhkan dirinya dari berperilaku seperti binatang. Daya intelektual ini bisa disebut dengan ‘idealisme’.
Potensi harus digunakan sebaik mungkin. Rasa ingin tahu, banyak memiliki informasi atau mengaitkan informasi dengan fakta yang ada merupakan bagian dari potensi daya intelektual. Jadi, yang harus dilakukan oleh manusia adalah banyak melakukan pembelajaran, kajian ataupun diskusi sehingga memiliki cara pandang tertentu. Dalam hal ini P2KP memiliki metode jitu yang disebut dengan Diskusi Kelompok Terarah (DKT), yakni sebuah pembelajaran dan pendalaman topik guna menghimpun potensi menuju perubahan yang diinginkan.
Sementara itu, perbuatan adalah aktualisasi kecendrungan manusia terhadap apa yang dipikirkan. Perbuatan yang lahir tidak atas idealisme seseorang bukan merupakan cerminan perbuatan yang dimaksud. Sekali lagi, hal yang kita inginkan adalah perilaku yang tunggal, bukan ganda. Artinya, perbuatan terbentuk dari idealisme yang satu. Jika perbuatan terbentuk dari idealisme lain-lain berarti personality individu tersebut ‘gado-gado’ atau tidak jelas, bahkan lahir sosok skeptisisme (munafik). Daya intelektual disatukan dengan perbuatan akan melahirkan idealisme sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.

- Courage: diperlukan keberanian,kebulatan,tekad dan keteguhan hati
- High confidence : kekuatan penggerak hidup anda
- Attitude: mental yang positif
- New action: tindakan yang benar-benar konsisten
- Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
- Excellence :menjadi yang terbaik

2.3 Model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain

Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.   Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.   Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3.   Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.

Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1.   Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2.   Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3.   Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4.   Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunak’an pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”. 
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.

Wewenang

Wewenang adalah kekuasaan untuk memebuat keputusan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan. Wewenang merupakan dasar hukum untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Wewenang jua dapat diartikah hak atau otoritas untuk bertindak melakukan suatu kegiatan tertentu ke arah pencapaian tujuan.

Perananan wewenang dalam menejemen.
      
       Wewenang dalam menejemen berperan untuk bisa mengarahkan seseorang supaya bisa bekerja di bidang yang dikuasi olehnya.
Contohnya : Owner, menggumpulkan para pegawainya untuk mengerjakan/menyelesaikan proyek kerajinan tangan. Sang owner mempunyai wewenang supaya proyeknya berjalan sesuai dengan rencananya, maka ia mengelompokan para pegawainya menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan yang di miliki pegawainya.Hall ini dilakukan agar menajemen waktu dan menajemen pekerjaannya bisa berjalan dengan seimbang. Hasil yang diikinkan terujud dan selesai dengan tepat waktu.



Daftar Pustaka
Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan).                  Balai Pustaka, Jakarta.
Pardamean, Maruli. (2008). Panduan lengkap pengelolaan kebun dan pabrik kelapa sawit.            Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka.

Putong, Iskandar. (2015). Kepemimpinan teoritis dan praktis. Jakarta: GagasMedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...