(Minggu ketiga)
Teori Terbentuknya Alam Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos adalah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, electron,sel amuba.
Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang sangat besar, misalnya bintang,
galaksi, planet.
Para
astronomi menggunakan istilah alam semesta dengan pengertian tentang ruang
angkasa, dan benda-benda langit didalamnya.dengan diperolehnya berbagai pesan
dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi timbullah
beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta.
Teori tersebut dikelompokan menjadi :
1.Teori keadaan tetap
( steady-state theory)
Teori
ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta
di manapun dan selalu sama.teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi
baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Jadi, teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besranya dan tak terhingga
tuanya.
2. Teori Dentuman Besar
Teori
ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yabg sangat besar dan mempunya masa
jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
Konsep pemikiran
manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para
ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi
nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat
yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris.
Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari
dijadikan pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari
bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya
hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari
banyak kumpulan bintang di alam semesta.
Anggota-anggota
system tata surya
1.
Matahari
Matahari merupakan bola gas yang berpijar,
matahari adalah bintang yang beraada pada kelas spektrum G2. Matahari sangat
panas sehingga berwujud gas. tekanan yang dihasilkan luar biasa besar karena
tempetaturnya yang sangat tinggi di abagian intinya.Di
inti matahari terjadi reaksi termonuklir. Matahari tersusun atas inti,
fotosfer, kromosfer adn korona.
2. Planet
Ada beberapa hal yang menjadi syarat bahwa
benda langit merupakan sebuah planet diantaranya :
a. Orbit
planet tersebut mengelilingi matahari.
b. Memiliki
massa yang cukup atau lebih besar dari 10 20 kg agar dapat menghasilkan
gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c. Orbitnya tidak memotong orbit planet
lain.Planet – planet tersebut adalah Merkurius,Venus,Bumi,Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus.
3. Satelit
Hampir semua planet di tata srya memiliki sitem
sekunder, disebut satelit. satelit bumi adalah bulan. Hampir semua satelit
alami yang paling besar terletask di orbit sinkron, dengan satu sisinya secara
tetap menghadap planet induknya.
4. Asteroid
Penemuan asteroid sudah ada sejak tahun 1801,
yaitu oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya dinamai Ceres.
Ceres rianugerahi sebagai asteroid terbesar di taat surya dengan diameter
sekitar 900 km. populasi asteroid adalah di daerah antara orbit planet Mars dan
Jupiter, dikenal sebagai Main Belt atau Sabuk Utama. Selain Ceres adapila
asteroid lain yang menempati orbit yang berbeda, yaitu Trojan dan asteroid AAA
(Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
5. Komet
Komet adalah sekumpulan partikel-partikel
padat, berevolusi terhaadp matahari dengan eksentrisitas yang sangat besar.
Komet berarti si rambut panjang. Orbit komet membentuk sudut terhadap
ekliptika. Jadi periode komet sangat besar, jarang terlihat.
Komet Halley muncul setiap 75 tahun sekali.
selang waktu kemunculan komet menunjukan revolusi komet itu sewaktu bergerak
mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari materialnya menjadi sanagat
panas dan menguap, dan membentuk awan gas yang bercampur dengan debu di sekitar
inti padatnya.
Tekanan radiasi matahari mendorong
kometpertikel-partikel komet dan membentuk ekor. Kepala komet berdiameter
sekitar 20.000 km, dan panjang ekornya sampai jutaan km. Pada saat komet
mencapai perihelion , maka terbentuklah ekor komat yang paling maximum. Seluruh
massa komet diperkirakan mencapai sepersejuta dari massa bumi. keberadaan komet
ini seperti sepele tapi komet memang benar-benar ada.komet Lulin, si komet hijau nan cantik akan
mendekati Bumi
6. Meteor
Cahaya uap yang dihasilkan seperti bintang bergerak
cepat melintasi langit dikenal sebagai bintang jatuh, adalah fenomena hadirnya
meteor.
jumlah meteor yang bertabrakan dengan bumi
selama 24 lam diperkirakan mencapai 200 juta meteor. Meteor itu dinamakan
meteorit. Meteorid diabedakan dalam 2 tipe, tipe pertama yaitu meteorid yang
mengelilingi matahari seperti planet orbitnya memiliki eksentrisitas yang kecil
serta hampir sebidang dengan bidang utama planet.
Tipe lainnya yaaitu komet yang memiliki
eksentrisitas yang besar. mendekati bumi dari segala arah seakan ingin
membombardir bumi dengan sudut kecil terhadap bidang orbit bumi. Meteor ini
sering menumbuk bumi secara berkelompok disebut dengan Shower.
7. Materi Antar Planet
Medium antar planet terdiri dari debu dan gas.
debu antar planet merupakan distribusi yang jarang dari mikrometeorit yang
mengitari atata surya. Namun terdapat pula distribuso gas disekitar sistem tata
surya.
Fakta adanya gas antar planet datang dari
penyelidikan luar angkasa dengan peralatan canggihnya mencatat gerakan atom dan
partikel yang bergerak dengan cepat. Gas antar planet terdiri dari ion dan
elektron yang dipancarkan matahari ke luar angkasa. Liran ini dikenal dengan
sebutan angin solar.
Lapisan-Lapisan
Planet Bumi dan Fungsinya
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun
yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang
dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km,
berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet
yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari
daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut :
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit
bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan
merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan
ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle)
merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah
selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari
material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan
lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya
sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.
inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit
bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu
dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat
diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer
adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang
tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau mant/e)
Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan
sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar
3.000 0C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan
gas bersuhu tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang
merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan Nife (Niccolum
atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua
bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian
luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel
yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900 0C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan
dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel
pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.8000C, akan tetapi tetap dalam
keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya
tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.
Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan,
biasanya dilapisi tanah. Tanah, yang terdiri atas partikel batuan yang ditimpa
cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk
hidup zaman purba. Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang
karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau
keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan bagian luar atau
atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
Teori
Tentang terjadinya Planet Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh
makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi
tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk
dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya
bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses
pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang
Teori ini adalah yang paling terkenal.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima
Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
2) Teori
Kabut Kant-Laplace
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya
terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik
antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin
cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang
terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3) Teori
Planetesimal
Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya
telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati
oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah
ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,
kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan
salah satunya adalah planet Bumi kita.
4) Teori
Bintang Kembar
Menurut teori ini, galaksi berasal dari
kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material
yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang
masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang
yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan
pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Ria Indah Ristianti
Kelas : 1PA10
NPM : 17513549
Tugas : Softskill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar