SOFTSKILL
Kesehatan Mental
a.
Sejarah Kesehatan Mental
Jaman purba/pra sejarah penyakit mental
dianggap & diperlakukan seperti penyakit fisik. Penyakit mental dipercaya
sebagai pengaruh dari roh jahat, guna guna, kutukan Tuhan, dsb. Pengobatan atau
intervensi dilakukan lewat kekuatan supra natural. Pasien yg merugikan/ tidak
dapat disembuhkan akan dibunuh/
dibiarkan meninggal.
Peradaban awal 5000 SM- 500 M gangguan mental
masih diatasi dengan pendekatan supra natural. Namun pandangan baru tentang
gangguan mental mulai muncul dari filsuf-filsuf Yunani seperti Hipokrates
(460-377 SM), Galenus (130-200 M), Cicero (106-43 SM).
Secara
singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan
perawatan mental atau jiwa. Sama seperti
ilmu pengetahuan yang lain, ilmu
kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah
manusia.
Alexander
Schneiders mengatakan bahwa: “Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang
mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan
untuk mencapai dan memelihara
kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta
ketidakmampuan menyesuaikan diri“ (dalam Semiun,2006 a).
b. Konsep Sehat
Memahami konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan
dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat
dan sakit ternyata
dipengaruhi oleh peradaban. Selain itu treatment
yang dilakukan juga disesuaikan dengan
pemahaman terhadap kesehatan tersebut. Harber dan Runyon
(dalam Siswanto, 2006), menyebutkan sejumlah
ciri individu yang bisa dikelompokkan sebagai
normal adalah sebagai berikut:
a) Sikap terhadap diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri
apa adanya, memiliki
identitas diri yang jelas, mampu menilai
kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara
realitas.
b) Persepsi terhadap realita. Pandangan yang realistis
terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
c) Integrasi. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas
dari konflik konflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki
toleransi yang baik terhadap stress.
d) Kompetensi. Mengembangkan keterampilan mendasar
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional dan sosial untuk dapat melakukan
coping terhadap masalah-masalah kehidupan.
e) Otonomi. Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung
jawab dan penentuan
diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap
pengaruh sosial.
f) Pertumbuhan dan aktualisasi diri. Mengembangkan
kecenderungan kearah peningkatan
kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai seorang
pribadi.
g) Relasi interpersonal. Kemampuan untuk membentuk dan
memelihara relasi interpersonal yang intim.
h) Tujuan hidup. Tidak terlalu kaku untuk mencapi
kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih di dalam kemampuan
individu.
Adapun
kreteria kesehatan mental. Kriteria tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut menurut Schneiders (dalam Semiun, 2006 b) :
1.
Efisiensi
Mental
2.
Pengendalian
dan Integrasi Pikiran dan Tingkah Laku
3.
Integrasi
Motif-motif serta Pengendalian Konflik dan Frustasi
4.
Perasaan-perasaan
dan Emosi-emosi yang Positif dan Sehat
5.
Ketenangan
atau Kedamaian Pikiran
6.
Sikap-sikap
yang Sehat
7.
Konsep-Diri
(Self-Concept) yang Sehat
8.
Identitas
Ego yang Adekuat
9.
Hubungan
yang Adekuat dengan Kenyataan
c. Perbedaan Konsep Kesehatan Mental pada
Masyarakat Budaya Barat dan Timur.
Dalam kesehatan mental, faktor
kebudayaan juga memegang peran penting. Hubungan kebudayaan dengan kesehatan
mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
·
Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
·
Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita
gangguan mental.
·
Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
·
Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam
telaah budaya.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat
lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia
sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur
lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling
berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar