Jumat, 27 Maret 2015

Kesehatan Mental



SOFTSKILL
Kesehatan Mental



a.    Sejarah Kesehatan Mental
Jaman purba/pra sejarah penyakit mental dianggap & diperlakukan seperti penyakit fisik. Penyakit mental dipercaya sebagai pengaruh dari roh jahat, guna guna, kutukan Tuhan, dsb. Pengobatan atau intervensi dilakukan lewat kekuatan supra natural. Pasien yg merugikan/ tidak dapat disembuhkan akan dibunuh/  dibiarkan meninggal.
Peradaban awal 5000 SM- 500 M gangguan mental masih diatasi dengan pendekatan supra natural. Namun pandangan baru tentang gangguan mental mulai muncul dari filsuf-filsuf Yunani seperti Hipokrates (460-377 SM), Galenus (130-200 M), Cicero (106-43 SM).
Secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau  jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan  yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia.
Alexander Schneiders mengatakan bahwa: “Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai  dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri“ (dalam Semiun,2006 a).
b.    Konsep Sehat
Memahami konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Selain itu treatment yang dilakukan juga disesuaikan dengan pemahaman terhadap kesehatan tersebut.  Harber dan Runyon (dalam Siswanto, 2006), menyebutkan sejumlah ciri individu yang bisa dikelompokkan sebagai normal adalah sebagai berikut:
a) Sikap terhadap diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara
realitas.
b) Persepsi terhadap realita. Pandangan yang realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
c) Integrasi. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflik konflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki toleransi yang baik terhadap stress.
d) Kompetensi. Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional dan sosial untuk dapat melakukan coping terhadap masalah-masalah kehidupan.
e) Otonomi. Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial.
f) Pertumbuhan dan aktualisasi diri. Mengembangkan kecenderungan  kearah peningkatan kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai seorang
pribadi.
g) Relasi interpersonal. Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim.
h) Tujuan hidup. Tidak terlalu kaku untuk mencapi kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih di dalam kemampuan individu.
Adapun kreteria kesehatan mental. Kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut menurut Schneiders (dalam Semiun, 2006 b) :
1.        Efisiensi Mental
2.        Pengendalian dan Integrasi Pikiran dan Tingkah Laku
3.        Integrasi Motif-motif serta Pengendalian Konflik dan Frustasi
4.        Perasaan-perasaan dan Emosi-emosi yang Positif dan Sehat
5.        Ketenangan atau Kedamaian Pikiran
6.        Sikap-sikap yang Sehat
7.        Konsep-Diri (Self-Concept) yang Sehat
8.        Identitas Ego yang Adekuat
9.        Hubungan yang Adekuat dengan Kenyataan

c.     Perbedaan Konsep Kesehatan Mental pada Masyarakat Budaya Barat dan Timur.
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
·           Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
·           Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
·           Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
·           Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.


Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...