Selasa, 17 November 2015

Motivasi

PSIKOLOGI MANAJEMEN
REVIEW FILM MOTIVASI

KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                             (15513516)
Prita Saraswati                        (16513935)
                                   Rani Septiyan Utami                (17513288)
Ria Indah Ristianti                   (17513549)
Tia Oktaviani                          (18513881)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Yang kita ketahui adalah motivasi merupakan suatu dorongan yang ada di dalam diri individu yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuan yang dimilikinya. Setiap orang pasti memiliki motivasi di dalam dirinya, disini kami akan membahas definisi motivasi menurut tokoh dan teori motivasi yang terdapat pada anak-anak di cerita laskar pelangi
1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah definisi motivasi menurut tokoh?
2. Teori motivasi apa saja yang terdapat dalam cerita Laskar Pelangi?
1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui defini motivasi menurut tokoh-tokoh
2. Untuk mengetahui teori motivasi yang terdapat dalam cerita Laskar Pelangi






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Motivasi
Menurut Walgito (dalam Basuki, 2008) motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organism yang medorong perilaku kearah tujuan yang terdiri dari 3 aspek yaitu:
  1. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental.
  2. Perilaku yang timbul dan terarah karena kedaan tersebut
  3.  Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tsb

Sedangkan menurut Plotnik (dalam Basuki, 2008) motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologis dan psikologis yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu, orang yang termotivasi menunjukan 3 ciri:
  1.  Terdorong melakukan suatu kegiatan
  2. Langsung mengarahkan energi untuk mencpai suatu tujuan
  3. Mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu

2.2  Teori Motivasi
Teori proses timbal balik (opponent-process theory) menurut Basuki (2008) berbicara tentang motivasi untuk mendapatkan kenikmatan sesudah mengatasi tantangan. Motivasi ini sering terdapat pada orang yang senang menyerempet bahaya untuk mrndapatkan kenikmatan setelah bebas dari bahaya itu.
Teori level optimal menurut Basuki (2008) berbicara tentang motivasi yang timbul untuk mengejar level optimal. Misalnya orang yang memiliki banyak waktu luang karena tidak ada kegiatan akan mengalam kebosanan dan selanjutnya akan mencari kesibukan sampai level yang optimal

Terdapat banyak teori motivasi dan temuan penelitian setiap teori dapat diklasifikasikan ke dalam: pendekatan isi (content theory) dan pendekatan proses (process theory) dari motivasi (Ivancevich, 2005).
Yang termasuk Content Theory adalah
  • Teory Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow: Inti teori Maslow adalah bahwa kebutuhan tersusun dalam suatu hierarki. Kebutuhan di tingkat yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman, social, penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri
  • Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg: Herzberg mengembangkan teori isi yang dikenal sebagai teori motivasi dua faktor. Kedua faktor tersebut disebut dissatisfier-satisfier, motivator-higiene, atau ekstrinsik-intrinsik.
  • Alderfers Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory (Teori ERG dari Alderfer). Alderfer sepakat dengan Maslow bahwa kebutuhan individu diatur dalam suatu hierarki, akan tetapi hierarki kebutuhan yang diajukan hanya melibatkan tiga rangkaian kebutuhan, yaitu:

  1.      Eksistensi: Kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, udara, imbalan, dan kondisi kerja.
  2.       Hubungan: Kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan interpersonal yang berarti.
  3.      Pertumbuhan: Kebutuhan yang terpuaskan jika individu membuat kontribusi yang produktif atau kreatif

  • Teori Motivasi Prestasi dari David C. McClelland: teori motivasi yang secara dekat berhubungan dengan konsep pembelajaran. Teori ini menitik beratkan pada tiga kebutuhan:Teori Motivasi Prestasi dari David C. McClelland: teori motivasi yang secara dekat berhubungan dengan konsep pembelajaran. Teori ini menitik beratkan pada tiga kebutuhan:
a.       Kebutuhan akan prestasi
b.      Kebutuhan akan kekuasaan
c.       Kebutuhan akan afiliasi
Yang termasuk Process Theory, antara lain:
  1. Teori Harapan: Dikemukakan oleh Victor Vroom. Teori Harapan mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan Anastasia Sri Mendari Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa di Perguruan Tinggi 85 untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik keluaran tersebut bagi individu tersebut.
  2.      Teori Keadilan: Teori Keadilan menjelaskan bagaimana persepsi seseorang mengenai seberapa adil mereka diperlakukan dalam transaksi sosial di tempat kerja. Teori ini mempelajari bagaimana seseorang mungkin merespon perbedaan yang dipersepsikan antara rasio input/ hasil miliknya dan milik orang yang dijadikan referensi.
  3. Teori Pengukuhan: Teori di mana perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya. Teori penguatan mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. Teori ini mengabaikan perasaan, sikap, harapan dan variabel kognitif lain yang diketahui memengaruhi perilaku.

2.3 Review Film
Diangkat dari kisah nyata dan menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin  di Belitung . Anak orang-orang ‘kecil’ yang mencoba memperbaiki masa depan mereka dengan semangat yang besar .

SD Muhammadiyah tertua di daerah Belitung tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah) tempat sekolah anak anak orang kaya didaerah Belitung di era itu . Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.

Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah nya tak pernah mendapatkan rapor.

Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam hari  dipakai untuk menyimpan ternak , bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.

Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.

Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.

Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.

Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.

Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.

Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluhuran budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.

Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.

2.4 Analisis Film
            Berdasarkan dalam teori motivasi yang terkaitkan dalam film laskar pelangi yaitu:
1. Herzberg-Teori2Faktor
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang spserti yang ditunjukan oleh kesebelas anak laskar pelangi tersebut, mereka memiliki keinginan yang kuat untuk memenangkan karnaval dan lomba cerdas cermat antar sekolah yang akhirnya bisa mereka menangkan sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang, seperti yang dilakukan oleh bu Muslimah dan dan pak Harfan mereka terus berusaha membesarkan hati kesebelas anak laskar pelangi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini.
2. Teori Tiga Motif Sosial, David Mc. Clelland menyatakan bahwa ada 3 motif utama manusia dalam bekerja yaitu: (1) Kebutuhan untuk mencapai hasil (needs for achievemen) merupakan dorongan untuk berhasiI mencapai tujuan. (2) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) merupakan kebutuhan untuk membuat pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendaknya. (3) Kebutuhan untuk aplikasi (needs for affiliatio) merupakan keinginan akan hubungan persahabatan dan antar pribadi. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.

Daftar Pustaka
Mendari, S, A. (2010). Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa.STIE Musi Palembang. Ejournal Psikologi. 1, 84-85
Basuki, H. (2008). Psikologi Umum. Depok: Universitas Gunadarma





Selasa, 10 November 2015

Analisis Film



PSIKOLOGI MANAJEMEN
REVIEW FILM LEADERSHIP



KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
Prita Saraswati                  (16513935)
Rani Septiyan Utami        (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dimana kami akan mengangkat gaya kepemimpinan seorang Ir.Soekarno pada saat ia menjabat sebagai presiden nomer 1 di Indonesia dalam Film yang berjudul Soekarno.

1.2  Rumusan Masalah

1. Bagaimana gaya kepemimpinan seorang Is.Soekarno ?
2. Apa saja ciri-ciri kepemimpinan demokratis dan otoriter?

1.3  Tujuan

Agar pembaca memahami apa gaya kepemimpinan seorang Ir.Soekarno pada saat sebelum hingga menjabat sebagai presiden dalam film Soekarno karya Hanung Bramantyo.


2.1 Review Film

Dimulai dengan kisah kelahiran Soekarno dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo (diperankan Sujiwo Tejo) dan Ida Ayu Nyoman Rai (diperankan Ayu Laksmi). Soekarno kecil memiliki nama Kusno Sosrodiharjo, namun karena selalu sakit-sakitan maka sang ayah yang berlatar belakang Muslim dan Kejawen memutuskan untuk mengganti namanya melalui tradisi selamatan dengan nama baru, Sukarno (diperankan Emir Mahira).
Film beralih mengisahkan kehidupan Sukarno pada masa remaja (14 tahun) saat mana dia memasuki Hoogere Burger School (HBS) dan tinggal bersama Oemar Said Cokroaminoto, pimpinan organisasi Syarikat Islam di Surabaya.Sukarno kerap mendengar pidato-pidato Cokroaminoto yang menggelegar mengritisi sistem kolonialisme. Petikan pidato Cokroaminoto yang inspiratif, “Marilah kita menjadi tuan-tuan atas dirinya sendiri!”. Sukarno remaja terlibat percintaan dengan seorang remaja Belanda, namun oleh karena perbedaan status sebagai bangsa penjajah dan bangsa jajahan, maka remaja Sukarno mendapatkan perlawanan keras dari keluarga sang gadis. Mendapat perlakuan diskriminatif dan pelarangan ini, remaja Sukarno bereaksi keras.
Remaja Soekarno (diperankan oleh Aryo Bimo) telah bertumbuh menjadi seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan dan pidato-pidato politik menentang dan mengritisi sistem kolonialisme yang membelenggu Indonesia.Setamat di Technische Hoge School (sekarang ITB), Sukarno muda mendirikan Partai Nasional Indonesia.Sukarno telah memiliki istri yang setia mendampingi perjuangan politik dalam suka dan duka bernama Inggit Garnasih (diperankan Maudy Koesnaedy).Dia adalah ibu kost Sukarno yang sudah menjanda, saat Sukarno masih kuliah awal di Bandung dan kemudian menjadi istri Sukarno.Peranan Inggit cukup menonjol dalam film ini sebagai seorang perempuan yang setia mendampingi Sukarno saat dirinya menghadapi masa-masa sulit baik ketika di penjarakan di L.P. Sukamiskin Banceuy maupun saat di buang ke Pulau Ende.Kesetiaan Inggit bukan hanya dalam pendampingan melainkan mengeluarkan pembiayaan atas perjuangan politik Sukarno.
Diceritakan pula pidato politik Sukarno menimbulkan kemarahan Belanda sehingga harus dijebloskan penjara Banceuy (1929).Dalam penjara, Sukarno tidak berdiam diri dan terus membaca serta menganalisis yang dituangkan dalam tulisan-tulisan.Saat sidang Landraad di Bandung (1930), Sukarno membacakan pledoinya dengan cemerlang dan berapi-api yang kelak dibukukan dengan judul Indonesia Menggugat.Dalam pidatonya, Sukarno menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dikarenakan mengritisi sistem kolonialisme dan membeberkan secara argumentatif.Pidatonya menggegerkan dunia internasional khususnya pemerintahan Belanda dan pada 31 Desember 1931, Sukarno dibebaskan sebelum masa tahanannya selesai. Akibat aktifitas politiknya paska pembebasan dari penjara dengan mendirikan Partai Indonesia (Partindo) dan memimpin majalah partai yang radikal dengan namaFikiran Ra’jat, ahirnya pemerintahan Belanda membuang Sukarno ke Ende, Flores (1933). Namun karena sakit malaria, kemudian Sukarno dipindahkan ke Bengkulu (1938).
Kehidupan Sukarno saat berada di pembuangannya di Bengkulu.Sehari-hari dia mengajar di sekolah Muhamadiyah. Di Bengkulu inilah Sukarno terlibat asmara dengan salah satu muridnya bernama Fatmawati (diperankan oleh Tika Bravani), murid yang cantik dan cerdas serta kerap bertanya di kelas. Inggit yang semula menerima keberadaan Fatmawati sebagai anak angkat mulai gerah dan bereaksi keras saat Soekarno menyatakan hendak memperistri Fatmawati.Pertengkaran kerap terjadi dalam rumah tangga Soekarno akibat kekecewaan Inggit dan ketidakbersediaannya untuk menjadi madu karena di polgami.
Jepang saat itu mulai memasuki wilayah Indonesia khususnya Jawa (1942) dan membawa perubahan radikal dan sistemik dalam kehidupan sosial dan politik Bangsa Indonesia saat masih dijajah oleh Pemerintahan Belanda.Pemerintahan Jepang mendekati Soekarno untuk mendukung propaganda Jepang yaitu 3 A yang terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia. Karena propaganda tersebut tidak berhasil, Jepang kemudian menarik perhatian rakyat Indonesia dengan mendirikan tentara PETA (Pembela Tanah Air).Namun pendirian PETA ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan untuk menjadi pasukan yang kelak dipakai untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang dan menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada.
Soekarno kembali ke Jakarta (9 Januari 1942) oleh pemerintahan Jepang. Dalam satu percakapan antara Sukarno dan Sakaguchi (diperankan Ferry Salim) perwira Jepang, terlontar pernyataan, “Walanda (Belanda) yang memenjarakan Anda namun Nipong (Nippon) membebaskan….!”, seraya meninggalkan Sukarno dan mengambil obor yang dipegangnya. Di Jakarta, Sukarno bertemu dengan teman-teman perjuangannya yaitu Muhamad Hatta (diperankan oleh Lukman Sardi) dan Syahrir (diperankan Tanta Ginting). Soekarno tinggal di rumah yang disediakan pemerintahan Jepang.Namun di Jakarta inilah, saat Soekarno menerima kebebasan dari pembuangan, Inggit pun menuntut kebebasan untuk tidak menjadi istri Sukarno dengan menuntut cerai.Tahun 1942, Soekarno bercerai dengan Inggit dan sekaligus menikah dengan Fatmawati dan melahirkan putra pertamanya bernama Guntur Sukarno Putra.
Soekarno, Hatta, Syahrir kerap terlibat diskusi dan perdebatan dalam melawan pemerintahan Jepang. Sukarno memilih jalan kooperasi (kerja sama) sementara Syahrir memilih jalan perlawanan fisik melalui PETA. Hatta berdiri netral sambil memberikan apresiasi terhadap kedua pandangan sahabat-sahabatnya itu.
Tanggal 8 September 1944, bendera Merah Putih diijinkan berkibar namun  hanya di wilayah Jawa saja. Saat itu pemerintahan Jepang telah  memberikan hadiah kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia namun pemerintahan Jepang di Indonesia tidak segera melakukan penyerahan melainkan mempersiapkan teknis secara bertahap melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.
Situasi Jepang paska pemboman Hiroshima dan Nagasaki diketahui oleh Syahrir melalui siaran radio yang dipasang secara rahasia di rumahnya.Kondisi ini membuat Syahrir mendesak agar Soekarno dan Hatta mengambil alih situasi dan menolak pemberian hadiah kemerdekaan oleh Jepang dan segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Sukarno dan Hatta berbeda pendapat dengan Syahrir.Mereka ingin kemerdekaan diproklamirkan melalui prosedur yang telah dipersiapkan, sekalipun oleh pemerintahan Jepang.Hal ini menimbulkan kemarahan Syahrir dan para pemuda yang sudah tidak sabar menginginkan kemerdekaan Indonesia diproklamirkan secepatnya.Para pemuda sempat menculik Soekarno dan Hatta, sekalipun bukan atas petunjuk Syahrir.

Dalam situasi genting ini, akhirnya Soekarno dan Hatta berhasil ditemukan dan terjadilah rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini terbentuk, sebelumnya telah berdiri BPUPKI namun karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan, maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai (Komite Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945, sebuah persidangan di Volksraad telah membicarakan berbagai usulan Dasar Negara yang pada akhirnya pidato Sukarno mengenai Dasar Negara diterima dengan nama Pancasila.
Film ini ditutup dengan kisah heroik dan mengharukan saat naskah Proklamasi dibacakan dan bendera merah putih buatan Fatmawati dikibarkan.Bangsa Indonesia bersorak dan bersukacita atas kebebasan yang diproklamirkan, Inggit yang menenun sepi di Bandung pun turut bergembira atas berita kemerdekaan ini.Indonesia baru telah ditandatangani dan diproklamirkan, sebuah pintu masuk menuju jembatan emas – sebagaimana tulisan Soekarno- baru saja dimulai.

2.2 Analisis Film

Seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang diterapkannya jelas menunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku, agama. Serta ia juga selalu membuat kebijakan bersama dengan cara membuat rapat dengan bawahan-bawahannya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,
Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin demokratis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Wewenang pimpinan tidak mutlak
  2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
  3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
  4. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
  5. Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan bawahan
  6. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar
  7. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
  8. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
  9. Tugas tugas kepada kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
  10. Pujian dan kritikan seimbang
  11. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing masing
  12. Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
  13. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
  14. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai
  15. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan
Akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lembaga legislatif pada saat itu.Kepemimpinan otoriter adalah pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Pemimpin otoriter denngan cir-ciri sebagai berikut :
  1. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
  2. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
  3. Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
  4. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
  5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahanya dilakukan secara ketat
  6. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
  7. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
  8. Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif
  9. Lebih banyak kritik daripada pujian
  10. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
  11. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
  12. Kasar dalam bertindak
  13. Kaku dalam bersikap
  14. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah perjuangan tetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya.Dapat dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial, beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga sekarang disamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalam negara dan satu idealisme yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapai eksistensinya di dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis, Soekarno tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan pada situasi yang sedang gawat.Beliau tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiri dan menghindari campur tangan asing.Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem pemerintahan demi mengatasi masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda.Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakan keputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan mengangkat dirinya menjadi presiden seumur hidup misalnya.
Pada masa perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebut sebagai simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai diplomat dan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat.Keberanian beliau terlihat ketika menyuarakan secara berapi-api tentang revolusi nasional, anti neokolonialisme dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan massa, kekuatan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagai seorang pemberani. Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Beliau berkata “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat.Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” Maka pantas apabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahaan yang harus beliau bayar dengan melepaskan jabatannya sebagi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada akhir jabatannya beliau dianggap bersalah        dengan terjadinya tragedi G 30 S PKI yang mengakibatkan beliau harus menjadi kambing hitam (as scapegoat) atas terjadinya peristiwa itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa setelah beliau berhasil mengawalinya.


Selasa, 03 November 2015

Kepemimpinan (Leadership)





PSIKOLOGI MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN




KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
PritaSaraswati                   (16513935)
Rani SeptiyanUtami         (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)




  



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkahlaku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

1.2  Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi kepemimpinan
2. Menjelaskan macam-macam teori kepemimpinan partisipatif

1.3  Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu pengertian kepemimpinan dan mengetahui macam-macam teori kepemimpnan.


BAB II
PEMBAHASAN

1.    Definisi leadreship

   Menurut Hampil kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya barupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling terkait.
Menurut Stogdill kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
    MenurutYukl (2005) kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan suatu organisasi.
Menurut Nawawi dan Hadari (2006) adalah kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan yang mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
  Menurut Suyanto (2009) adalah kepemimpinan yaitu penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.

2.    Teori kepemimpinan Partisipatif

A.    Teori X dan Y
Salah satu model perilaku kepemimpinan adalah teori X dan Y yang di kemukakan oleh Dougles McGregor. Teori ini didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan dan bagaimana memotivasi mereka. Berbagai asumsi yang mendasari Teori X dan Y adalah :

X
Y
Karyawan tidak suka (malas) bekerja, kalau mungkin menghindarinya
Karyawan suka bekerja
Karyawan selalu ingin diarahkan
Karyawan yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri,
Pimpinan harus selalu mengawasi kerja
Karyawan belajar untuk menerimabahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja

Asumsi yang dikembangkan dalam teori X pada dasarnya cenderung negative dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya  kepemimpinan petunjuk (directive leadership style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan pada karyawan yang cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif dan inovatif.
Sementara dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepeimpinan partisipatif (partisipative leadership style).


B.     Teori Sistem ke 4 dari Rensis Liker

     Adalah tentang sistem cara yang paling ideal untuk membangung sebuah organisasi, yaitu dengan cara seorang ketua menanyakan kepada seluruh anggotanya tentang rencana-rencana/ ide-ide apa yang ingin dilakukan, setelah seluruh ide/ide atau rencana-rencana sudah terkumpul ke tualah yang secara formal untuk mengambil keputusan. Dan disitulah akan terjalin/terjadinya suatu komunikasi yang intens terhadap ketua dan seluruh anggota ke dalam segara arah, maka setiap individu yang terlibat didalam kelompok tersubut akan memiliki rasa tanggung jawab kepada pekerjaan yang ditanganinya. Dan untuk memotivasi dan untuk memberikan semangat kepada anggota kelompoknya, ketua kelompok akan memberikan hadiah kepada para anggotanya tidak hanya berupa ekonomi tetapi juga berupa kesepakatan yang telah ditentukan bersama.

C.     Teori Of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum dan Schmidt

      Ada tujuh “pola kepemimpinan yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan. Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan. Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin. Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.

1.      Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.” Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
2.      Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
3.      Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
4.  Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin tentative menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.” Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
5.      Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.” Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
6.  Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.” Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.      KepemimpinanPola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.” Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.

D.      Modern choice approach to participation

   Teori kepemimpinan model Vroom dan Yetton ini merupakan salah satu teori kontingensi. Teori kepemimpinan Vroom dan Yetton disebut juga teori Normatif, karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentana gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Vroom danYetton memberikan beberapa gaya kepemimpinan yang layak untuk setiap situasi.
        Berikut ini saya akan memberikan subuah contoh pemimpin yang menggunakan gaya atau model teori dari Vroom dan Yetton. Misalnya adalah suatu pemerintahan di dalam masyarakat,dimana di dalam masyarakat ada ketua RT yang bertugas mimimpin wilayah didaerah nya dan ada masyarakat sebagai anggota nya. Ketika menemui suatu persolan atau permasalahan maka ketua RT akan mengumpulkan warga nya yang berperan sebagai anggota untuk ikut berkumpul dan mencari pemecahan masalah bersama-sama. Ketua RT akan menyampaikan permasalahan dan meminta saran pemecahan kepada masyarrakatnya.Semua saran dari anggota di tampung dan dievaluasi serta pemimpin dan para anggotanya bersama-sama mencari alternatif pemecahan masalahnya. Semua alternative di evaluasi untuk mencapai tujuan bersama dan untuk mencapai solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan. Seorang ketua RT tidak mempengaruhi anggota masyarakat untuk mengikuti saran darinya. Seorang ketua RT akan mengikuti saran alternatif pemecahan masalah yang menurut para anggota nya adalah adalah alternatif yang paling baik. Seorang ketua RT akan menerima saran pemecahan dan akan melaksanakan pemecahan yang di dukung oleh seluruh anggota.
      Menurut teori Vroom dan Yetton seorang ketua RT menggunakan gaya kepemimpinan G-II,dimana gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri :
Pemimpin memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu kelompok.bersama-sama mereka ,pemimpin menghasilkan dan menilai berbagai alternativepemecahan masalah dan berusaha untuk mencapai suatu kesetujuan atau konsensus mengenai satu pemecahan. Peran pemimimpin mirip seorang ketua. Pemimpin tidak mencoba untuk mempengaruhi kelompok untuk menerima pemecahan. Pemempin bersedia untuk menerima dan melaksanakan setiap pemecahan yang didukung oleh seluruh anggota kelompok.

E.       Teori kepemimpinan dari konsep contingency theory of leadership dari Fiedler

Pakar lain yang juga mengembangkan teori kepemimpinan kontingensi adalah Fiedler (1967) dan Vroom – Yetton (1973). Fiedler (Dunford, 1995;Sweeney dan McFarlin, 2002) mengukur gaya kepemimpinan berbasis tanggapan pemimpin terhadap karakter pekerjanya, yang dikenal dengan pengukuran skala Least Prefered     Co-worker (LPC). LPC digunakan untuk mengetahui keyakinan pemimpin bahwa apa yang diharapkan, akan benar-benar dapat terjadi, karena memiliki pengendalian situasi (situational control). Pengendalian situasi ditentukan oleh tiga factor yakni: (1) hubungan pemimpin-bawahan, (2) struktur tugas, dan (3) kedudukan kekuasaan. Sehingga gaya kepemimpinan yang efektif bervariasi sejalan dengan derajat pengendalian terhadap situasi. Adapun model Vroom–Yetton berusaha menggambarkan pendekatan kepemimpinan yang memadai untuk mengambil keputusan dalam beragams ituasi, sehingga muncul kepemimpinan autocratic, consultative, dan group decision making.

F.        Teori Kepemimpinan dari konsep Path goal theory

     Path-goal theory (teori jalan-tujuan) merupakan teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk member pengarahan yang dibutuhkan dan/ dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras dengan tujuan umum  kelompok atau organisasi. Inti dari teori jalan-tujuan (path-goal theory) adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka. Istilah jalan-tujuan berasal dari keyakinan bahwa para pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukkan jalan guna membantu pengikut-pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangannya.


Daftar Pustaka

Ismainar, Hetty. (2015). Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Ilmu. Yogyakarta: Deepublish.
Rumanti, Maria Assumpta. (2002). Dasar-dasar public relations teoridanpraktik. Jakarta: Grasindo.
Lumpe, M. P. (2008). Leadership and organization in the aviation industry.Ashgate: USA.
Purwanto, D. (2006). KomunikasiBisnis: Edisiketiga. Jakarta: Erlangga.

Bender, Peter Urs. (2001). Leadership From Within. Toronto: Stoddart Publishing Co. Limited.

Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...