Selasa, 03 November 2015

Kepemimpinan (Leadership)





PSIKOLOGI MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN




KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
PritaSaraswati                   (16513935)
Rani SeptiyanUtami         (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)




  



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkahlaku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

1.2  Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi kepemimpinan
2. Menjelaskan macam-macam teori kepemimpinan partisipatif

1.3  Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu pengertian kepemimpinan dan mengetahui macam-macam teori kepemimpnan.


BAB II
PEMBAHASAN

1.    Definisi leadreship

   Menurut Hampil kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya barupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling terkait.
Menurut Stogdill kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
    MenurutYukl (2005) kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan suatu organisasi.
Menurut Nawawi dan Hadari (2006) adalah kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan yang mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
  Menurut Suyanto (2009) adalah kepemimpinan yaitu penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.

2.    Teori kepemimpinan Partisipatif

A.    Teori X dan Y
Salah satu model perilaku kepemimpinan adalah teori X dan Y yang di kemukakan oleh Dougles McGregor. Teori ini didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan dan bagaimana memotivasi mereka. Berbagai asumsi yang mendasari Teori X dan Y adalah :

X
Y
Karyawan tidak suka (malas) bekerja, kalau mungkin menghindarinya
Karyawan suka bekerja
Karyawan selalu ingin diarahkan
Karyawan yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri,
Pimpinan harus selalu mengawasi kerja
Karyawan belajar untuk menerimabahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja

Asumsi yang dikembangkan dalam teori X pada dasarnya cenderung negative dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya  kepemimpinan petunjuk (directive leadership style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan pada karyawan yang cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif dan inovatif.
Sementara dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepeimpinan partisipatif (partisipative leadership style).


B.     Teori Sistem ke 4 dari Rensis Liker

     Adalah tentang sistem cara yang paling ideal untuk membangung sebuah organisasi, yaitu dengan cara seorang ketua menanyakan kepada seluruh anggotanya tentang rencana-rencana/ ide-ide apa yang ingin dilakukan, setelah seluruh ide/ide atau rencana-rencana sudah terkumpul ke tualah yang secara formal untuk mengambil keputusan. Dan disitulah akan terjalin/terjadinya suatu komunikasi yang intens terhadap ketua dan seluruh anggota ke dalam segara arah, maka setiap individu yang terlibat didalam kelompok tersubut akan memiliki rasa tanggung jawab kepada pekerjaan yang ditanganinya. Dan untuk memotivasi dan untuk memberikan semangat kepada anggota kelompoknya, ketua kelompok akan memberikan hadiah kepada para anggotanya tidak hanya berupa ekonomi tetapi juga berupa kesepakatan yang telah ditentukan bersama.

C.     Teori Of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum dan Schmidt

      Ada tujuh “pola kepemimpinan yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan. Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan. Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin. Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.

1.      Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.” Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
2.      Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
3.      Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
4.  Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin tentative menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.” Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
5.      Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.” Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
6.  Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.” Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.      KepemimpinanPola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.” Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.

D.      Modern choice approach to participation

   Teori kepemimpinan model Vroom dan Yetton ini merupakan salah satu teori kontingensi. Teori kepemimpinan Vroom dan Yetton disebut juga teori Normatif, karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentana gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Vroom danYetton memberikan beberapa gaya kepemimpinan yang layak untuk setiap situasi.
        Berikut ini saya akan memberikan subuah contoh pemimpin yang menggunakan gaya atau model teori dari Vroom dan Yetton. Misalnya adalah suatu pemerintahan di dalam masyarakat,dimana di dalam masyarakat ada ketua RT yang bertugas mimimpin wilayah didaerah nya dan ada masyarakat sebagai anggota nya. Ketika menemui suatu persolan atau permasalahan maka ketua RT akan mengumpulkan warga nya yang berperan sebagai anggota untuk ikut berkumpul dan mencari pemecahan masalah bersama-sama. Ketua RT akan menyampaikan permasalahan dan meminta saran pemecahan kepada masyarrakatnya.Semua saran dari anggota di tampung dan dievaluasi serta pemimpin dan para anggotanya bersama-sama mencari alternatif pemecahan masalahnya. Semua alternative di evaluasi untuk mencapai tujuan bersama dan untuk mencapai solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan. Seorang ketua RT tidak mempengaruhi anggota masyarakat untuk mengikuti saran darinya. Seorang ketua RT akan mengikuti saran alternatif pemecahan masalah yang menurut para anggota nya adalah adalah alternatif yang paling baik. Seorang ketua RT akan menerima saran pemecahan dan akan melaksanakan pemecahan yang di dukung oleh seluruh anggota.
      Menurut teori Vroom dan Yetton seorang ketua RT menggunakan gaya kepemimpinan G-II,dimana gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri :
Pemimpin memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu kelompok.bersama-sama mereka ,pemimpin menghasilkan dan menilai berbagai alternativepemecahan masalah dan berusaha untuk mencapai suatu kesetujuan atau konsensus mengenai satu pemecahan. Peran pemimimpin mirip seorang ketua. Pemimpin tidak mencoba untuk mempengaruhi kelompok untuk menerima pemecahan. Pemempin bersedia untuk menerima dan melaksanakan setiap pemecahan yang didukung oleh seluruh anggota kelompok.

E.       Teori kepemimpinan dari konsep contingency theory of leadership dari Fiedler

Pakar lain yang juga mengembangkan teori kepemimpinan kontingensi adalah Fiedler (1967) dan Vroom – Yetton (1973). Fiedler (Dunford, 1995;Sweeney dan McFarlin, 2002) mengukur gaya kepemimpinan berbasis tanggapan pemimpin terhadap karakter pekerjanya, yang dikenal dengan pengukuran skala Least Prefered     Co-worker (LPC). LPC digunakan untuk mengetahui keyakinan pemimpin bahwa apa yang diharapkan, akan benar-benar dapat terjadi, karena memiliki pengendalian situasi (situational control). Pengendalian situasi ditentukan oleh tiga factor yakni: (1) hubungan pemimpin-bawahan, (2) struktur tugas, dan (3) kedudukan kekuasaan. Sehingga gaya kepemimpinan yang efektif bervariasi sejalan dengan derajat pengendalian terhadap situasi. Adapun model Vroom–Yetton berusaha menggambarkan pendekatan kepemimpinan yang memadai untuk mengambil keputusan dalam beragams ituasi, sehingga muncul kepemimpinan autocratic, consultative, dan group decision making.

F.        Teori Kepemimpinan dari konsep Path goal theory

     Path-goal theory (teori jalan-tujuan) merupakan teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk member pengarahan yang dibutuhkan dan/ dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras dengan tujuan umum  kelompok atau organisasi. Inti dari teori jalan-tujuan (path-goal theory) adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka. Istilah jalan-tujuan berasal dari keyakinan bahwa para pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukkan jalan guna membantu pengikut-pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangannya.


Daftar Pustaka

Ismainar, Hetty. (2015). Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Ilmu. Yogyakarta: Deepublish.
Rumanti, Maria Assumpta. (2002). Dasar-dasar public relations teoridanpraktik. Jakarta: Grasindo.
Lumpe, M. P. (2008). Leadership and organization in the aviation industry.Ashgate: USA.
Purwanto, D. (2006). KomunikasiBisnis: Edisiketiga. Jakarta: Erlangga.

Bender, Peter Urs. (2001). Leadership From Within. Toronto: Stoddart Publishing Co. Limited.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...