Selasa, 10 November 2015

Analisis Film



PSIKOLOGI MANAJEMEN
REVIEW FILM LEADERSHIP



KELOMPOK KENANGA :
3PA02
Mita Sahara                       (15513516)
Prita Saraswati                  (16513935)
Rani Septiyan Utami        (17513288)
Ria Indah Ristianti           (17513549)
Tia Oktaviani                    (18513881)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dimana kami akan mengangkat gaya kepemimpinan seorang Ir.Soekarno pada saat ia menjabat sebagai presiden nomer 1 di Indonesia dalam Film yang berjudul Soekarno.

1.2  Rumusan Masalah

1. Bagaimana gaya kepemimpinan seorang Is.Soekarno ?
2. Apa saja ciri-ciri kepemimpinan demokratis dan otoriter?

1.3  Tujuan

Agar pembaca memahami apa gaya kepemimpinan seorang Ir.Soekarno pada saat sebelum hingga menjabat sebagai presiden dalam film Soekarno karya Hanung Bramantyo.


2.1 Review Film

Dimulai dengan kisah kelahiran Soekarno dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo (diperankan Sujiwo Tejo) dan Ida Ayu Nyoman Rai (diperankan Ayu Laksmi). Soekarno kecil memiliki nama Kusno Sosrodiharjo, namun karena selalu sakit-sakitan maka sang ayah yang berlatar belakang Muslim dan Kejawen memutuskan untuk mengganti namanya melalui tradisi selamatan dengan nama baru, Sukarno (diperankan Emir Mahira).
Film beralih mengisahkan kehidupan Sukarno pada masa remaja (14 tahun) saat mana dia memasuki Hoogere Burger School (HBS) dan tinggal bersama Oemar Said Cokroaminoto, pimpinan organisasi Syarikat Islam di Surabaya.Sukarno kerap mendengar pidato-pidato Cokroaminoto yang menggelegar mengritisi sistem kolonialisme. Petikan pidato Cokroaminoto yang inspiratif, “Marilah kita menjadi tuan-tuan atas dirinya sendiri!”. Sukarno remaja terlibat percintaan dengan seorang remaja Belanda, namun oleh karena perbedaan status sebagai bangsa penjajah dan bangsa jajahan, maka remaja Sukarno mendapatkan perlawanan keras dari keluarga sang gadis. Mendapat perlakuan diskriminatif dan pelarangan ini, remaja Sukarno bereaksi keras.
Remaja Soekarno (diperankan oleh Aryo Bimo) telah bertumbuh menjadi seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan dan pidato-pidato politik menentang dan mengritisi sistem kolonialisme yang membelenggu Indonesia.Setamat di Technische Hoge School (sekarang ITB), Sukarno muda mendirikan Partai Nasional Indonesia.Sukarno telah memiliki istri yang setia mendampingi perjuangan politik dalam suka dan duka bernama Inggit Garnasih (diperankan Maudy Koesnaedy).Dia adalah ibu kost Sukarno yang sudah menjanda, saat Sukarno masih kuliah awal di Bandung dan kemudian menjadi istri Sukarno.Peranan Inggit cukup menonjol dalam film ini sebagai seorang perempuan yang setia mendampingi Sukarno saat dirinya menghadapi masa-masa sulit baik ketika di penjarakan di L.P. Sukamiskin Banceuy maupun saat di buang ke Pulau Ende.Kesetiaan Inggit bukan hanya dalam pendampingan melainkan mengeluarkan pembiayaan atas perjuangan politik Sukarno.
Diceritakan pula pidato politik Sukarno menimbulkan kemarahan Belanda sehingga harus dijebloskan penjara Banceuy (1929).Dalam penjara, Sukarno tidak berdiam diri dan terus membaca serta menganalisis yang dituangkan dalam tulisan-tulisan.Saat sidang Landraad di Bandung (1930), Sukarno membacakan pledoinya dengan cemerlang dan berapi-api yang kelak dibukukan dengan judul Indonesia Menggugat.Dalam pidatonya, Sukarno menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dikarenakan mengritisi sistem kolonialisme dan membeberkan secara argumentatif.Pidatonya menggegerkan dunia internasional khususnya pemerintahan Belanda dan pada 31 Desember 1931, Sukarno dibebaskan sebelum masa tahanannya selesai. Akibat aktifitas politiknya paska pembebasan dari penjara dengan mendirikan Partai Indonesia (Partindo) dan memimpin majalah partai yang radikal dengan namaFikiran Ra’jat, ahirnya pemerintahan Belanda membuang Sukarno ke Ende, Flores (1933). Namun karena sakit malaria, kemudian Sukarno dipindahkan ke Bengkulu (1938).
Kehidupan Sukarno saat berada di pembuangannya di Bengkulu.Sehari-hari dia mengajar di sekolah Muhamadiyah. Di Bengkulu inilah Sukarno terlibat asmara dengan salah satu muridnya bernama Fatmawati (diperankan oleh Tika Bravani), murid yang cantik dan cerdas serta kerap bertanya di kelas. Inggit yang semula menerima keberadaan Fatmawati sebagai anak angkat mulai gerah dan bereaksi keras saat Soekarno menyatakan hendak memperistri Fatmawati.Pertengkaran kerap terjadi dalam rumah tangga Soekarno akibat kekecewaan Inggit dan ketidakbersediaannya untuk menjadi madu karena di polgami.
Jepang saat itu mulai memasuki wilayah Indonesia khususnya Jawa (1942) dan membawa perubahan radikal dan sistemik dalam kehidupan sosial dan politik Bangsa Indonesia saat masih dijajah oleh Pemerintahan Belanda.Pemerintahan Jepang mendekati Soekarno untuk mendukung propaganda Jepang yaitu 3 A yang terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia. Karena propaganda tersebut tidak berhasil, Jepang kemudian menarik perhatian rakyat Indonesia dengan mendirikan tentara PETA (Pembela Tanah Air).Namun pendirian PETA ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan untuk menjadi pasukan yang kelak dipakai untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang dan menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada.
Soekarno kembali ke Jakarta (9 Januari 1942) oleh pemerintahan Jepang. Dalam satu percakapan antara Sukarno dan Sakaguchi (diperankan Ferry Salim) perwira Jepang, terlontar pernyataan, “Walanda (Belanda) yang memenjarakan Anda namun Nipong (Nippon) membebaskan….!”, seraya meninggalkan Sukarno dan mengambil obor yang dipegangnya. Di Jakarta, Sukarno bertemu dengan teman-teman perjuangannya yaitu Muhamad Hatta (diperankan oleh Lukman Sardi) dan Syahrir (diperankan Tanta Ginting). Soekarno tinggal di rumah yang disediakan pemerintahan Jepang.Namun di Jakarta inilah, saat Soekarno menerima kebebasan dari pembuangan, Inggit pun menuntut kebebasan untuk tidak menjadi istri Sukarno dengan menuntut cerai.Tahun 1942, Soekarno bercerai dengan Inggit dan sekaligus menikah dengan Fatmawati dan melahirkan putra pertamanya bernama Guntur Sukarno Putra.
Soekarno, Hatta, Syahrir kerap terlibat diskusi dan perdebatan dalam melawan pemerintahan Jepang. Sukarno memilih jalan kooperasi (kerja sama) sementara Syahrir memilih jalan perlawanan fisik melalui PETA. Hatta berdiri netral sambil memberikan apresiasi terhadap kedua pandangan sahabat-sahabatnya itu.
Tanggal 8 September 1944, bendera Merah Putih diijinkan berkibar namun  hanya di wilayah Jawa saja. Saat itu pemerintahan Jepang telah  memberikan hadiah kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia namun pemerintahan Jepang di Indonesia tidak segera melakukan penyerahan melainkan mempersiapkan teknis secara bertahap melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.
Situasi Jepang paska pemboman Hiroshima dan Nagasaki diketahui oleh Syahrir melalui siaran radio yang dipasang secara rahasia di rumahnya.Kondisi ini membuat Syahrir mendesak agar Soekarno dan Hatta mengambil alih situasi dan menolak pemberian hadiah kemerdekaan oleh Jepang dan segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Sukarno dan Hatta berbeda pendapat dengan Syahrir.Mereka ingin kemerdekaan diproklamirkan melalui prosedur yang telah dipersiapkan, sekalipun oleh pemerintahan Jepang.Hal ini menimbulkan kemarahan Syahrir dan para pemuda yang sudah tidak sabar menginginkan kemerdekaan Indonesia diproklamirkan secepatnya.Para pemuda sempat menculik Soekarno dan Hatta, sekalipun bukan atas petunjuk Syahrir.

Dalam situasi genting ini, akhirnya Soekarno dan Hatta berhasil ditemukan dan terjadilah rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini terbentuk, sebelumnya telah berdiri BPUPKI namun karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan, maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai (Komite Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945, sebuah persidangan di Volksraad telah membicarakan berbagai usulan Dasar Negara yang pada akhirnya pidato Sukarno mengenai Dasar Negara diterima dengan nama Pancasila.
Film ini ditutup dengan kisah heroik dan mengharukan saat naskah Proklamasi dibacakan dan bendera merah putih buatan Fatmawati dikibarkan.Bangsa Indonesia bersorak dan bersukacita atas kebebasan yang diproklamirkan, Inggit yang menenun sepi di Bandung pun turut bergembira atas berita kemerdekaan ini.Indonesia baru telah ditandatangani dan diproklamirkan, sebuah pintu masuk menuju jembatan emas – sebagaimana tulisan Soekarno- baru saja dimulai.

2.2 Analisis Film

Seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang diterapkannya jelas menunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku, agama. Serta ia juga selalu membuat kebijakan bersama dengan cara membuat rapat dengan bawahan-bawahannya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,
Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin demokratis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Wewenang pimpinan tidak mutlak
  2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
  3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
  4. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
  5. Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan bawahan
  6. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar
  7. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
  8. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
  9. Tugas tugas kepada kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
  10. Pujian dan kritikan seimbang
  11. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing masing
  12. Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
  13. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
  14. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai
  15. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan
Akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lembaga legislatif pada saat itu.Kepemimpinan otoriter adalah pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Pemimpin otoriter denngan cir-ciri sebagai berikut :
  1. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
  2. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
  3. Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
  4. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
  5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahanya dilakukan secara ketat
  6. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
  7. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
  8. Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif
  9. Lebih banyak kritik daripada pujian
  10. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
  11. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
  12. Kasar dalam bertindak
  13. Kaku dalam bersikap
  14. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah perjuangan tetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya.Dapat dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial, beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga sekarang disamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalam negara dan satu idealisme yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapai eksistensinya di dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis, Soekarno tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan pada situasi yang sedang gawat.Beliau tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiri dan menghindari campur tangan asing.Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem pemerintahan demi mengatasi masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda.Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakan keputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan mengangkat dirinya menjadi presiden seumur hidup misalnya.
Pada masa perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebut sebagai simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai diplomat dan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat.Keberanian beliau terlihat ketika menyuarakan secara berapi-api tentang revolusi nasional, anti neokolonialisme dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan massa, kekuatan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagai seorang pemberani. Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Beliau berkata “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat.Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” Maka pantas apabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahaan yang harus beliau bayar dengan melepaskan jabatannya sebagi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada akhir jabatannya beliau dianggap bersalah        dengan terjadinya tragedi G 30 S PKI yang mengakibatkan beliau harus menjadi kambing hitam (as scapegoat) atas terjadinya peristiwa itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa setelah beliau berhasil mengawalinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mindtools

APLIKASI PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS dalam TI  A.       Mindtools 1.          Definisi Mindtools Mindtools adalah alat bantu belajar ...