Pendekatan
Clien Center Therapy
Pendekatan konseling
Client Centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien sebagai
orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan
tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya sendiri.
Karena seperti yang
telah diketahui bahwa konseling Clien-Centered atau Client Centered Theory
sering pula dikenal sebagai teori nondirektif dimana tokoh utamanya adalah Carl
Rogers. Rogers adalah seorang empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada
data mentah, ia percaya pentingnya pengamatan subyektif, ia percaya bahwa
pemikiran yang teliti dan validasi penelitian diperlukan untuk menolak
kecurangan diri (self-deception), (Corey (dalam terjemahan E. Koswara, 1988:
198).
Client centered menurut
Pieter & Lubis (2010:279) adalah pendekatan konseling yang menekankan
fungsi dan peran klien dalam menjelaskan masalah, merefleksi diri, atau
perasaan. Terapis mendengarkan secara aktif dari apa yang disampaikan klien.
Penerapan konseling ini ditunjukkan pada klient agar mengambil sikap aktif dan
bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah.
Jadi konseling Client
Centered merupakan suatu pemberian bantuan kepada konseli untuk memahami diri
dan mengambil keputusan sendiri. Dalam konseling client centered ini, klient
diharapkan lebih mampu untuk aktif dalam mencari solusi untuk pemecahan
masalahnya. Dan klien diberikan kesempatan untuk penyelesaian permasalahannya
sendiri, secara mandiri tanpa harus tergantung dengan orang lain, karena dalam
proses konseling Client Centered klien yang paling mengetahui dirinya sendiri,
jadi klien yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya.
Namun dalam konseling ini kenselor hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan
klient agar klien bisa mengambil keputusannya sendiri.
Kelebihan
dan kelemahan
Teori Konseling Client-Centered memiliki
kelebihan dan juga kekurangan.
Kelebihan
Clien Center Therapy
Pemusatan pada klien
dan bukan pada therapist, identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama
dalam mengubah kepribadian,lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik,
memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan
kuantitatif,Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam
terapi,menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis,klien memiliki
pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan
masalahnya, klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh
ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi.
Kekurangan
Client Center Therapy
Kekurangan dari teori
konseling client-centered ini yaitu terapi berpusat pada klien dianggap terlalu
sederhana, terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan, tujuan untuk
setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga
sulit untuk menilai individu, tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang
berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya, sulit bagi therapist untuk
bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal,terapi menjadi tidak
efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan
bercerita saja tidaklah cukup, tidak bisa digunakan pada penderita
psikopatology yang parah, minim teknik untuk membantu klien memecahkan
masalahnya.
Teknik-teknik
dalam Clien Center Therapy
Konseling client-centered memiliki berbagai
teknik diantaranya:
- Menerima
- Keselarasan (congruence)
- Pemahaman
- Mampu mengkomunikasikan sifat-sifat khas ini
- Hubungan yang membawa akibat
- Teknik permisif.
Daftar Pustaka
Damayanthi, N. P. W., Sedanayasa, G., Antari, N. N.
M. (2014). Penerapan konseling client centered dengan teknik self
understeanding untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII B2 SMP
Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2013/2014. Universitas Pendidikan Ganesha. E-jurnal pendidikan Universitas Ganesha.
2(1).
Windayani, K. V., Dharsana., Suranata. (2014). Penerapan
konseling clien-centered dengan teknik permisif untuk meningkatkan harga diri
siswa kelas IIS2 SMA Negeri 2 Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. E-journal
Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling. 2(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar